Sabtu, 19 Desember 2015

pancasila dalam konteks sejarah pejuangan bangsa indonesia



PEMBAHASAN 

A.    Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Nilai–nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dulu kala sebelumbangsa Indonesia mendirikan negara. Proses terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu hingga munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV sampai pada zaman merebut kemerdekaan Republik Indonesia.



   
     `1. Kerjaan Kutai ( 400 M )
Kerajaan kutai berdiri di Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai mahakam desa Tenggarang pada abad ke-5, atau 400M. Kerajaan kutai merupakan kerajaan hindu tertua. Rajanya bernama Kudungga yang memiliki anak bernama Asmawarman, serta memiliki cucu yang bernama Mulawarman. Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kali menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana. Zaman kuno sekitar 400 – 1500 terdapatnya dua buah kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dengan wilayah hampir sepatuh Indonesia, dan seluruh wilayah Indonesia. Kerajaan tersebut adalah kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang berpusat di Jawa.

2. Kerajaan Sriwijaya ( 650 M )
Abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan Sriwijaya yang dibawah kekuasaan wangsa Syilendra. Kerajaan ini adalah kerajaan maritime yang mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat Sunda, selat Malaka. Dalam sistim pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda. Pada saat itu, kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.

3. Kerjaan Majapahit ( 1365 M )
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang di bantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama. Dalam kitab tersebut telah telah terdapat istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, yang bunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada dalam sidang ratu dan menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhentui berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan” (Yamin, 1960 : 60).
Dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino , I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit


B.     Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

a.      Kebangkitan Nasional
Dengan kebangkitan dunia timur pada abad XX di panggung politik internasional tumbuh kesadaran akan kekuatan sendiri, seperti Philipina (1839) yang dipelopori Joze Rizal, kemenangan Jepang atas Rusia di Tsunia (1905), adapun Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo pada 20 Mei 1908. Kemudian berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909, Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya. Sejak itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Perjuangan nasional diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia.

b.      Penjajahan Jepang
Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalah suatu kebohongan
belaka, sehingga tidak pernah menjadi kenyataan sampai akhir penjajahan Belanda tanggal 10 Maret 1940. Kemudian penjajah Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, penjajah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, janji ini diberikan karena Jepang terdesak oleh tentara Sekutu. Bangsa Indonesia diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaannya, dan untuk mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang menganjurkan untuk membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyumbi Tioosakai. Pada hari itu juga diumumkan sebagai Ketua (Kaicoo) Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat, yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada siding BPUPKI adalah membahas tentang dasar negara.
c.        Kronologi Perumusan Pancasila, Naskah Proklamasi dan Pembacaan
Teks Proklamasi
_ Tanggal Peristiwa 29 Mei 1945 Perumusan materi Pancasila oleh Mr. M. Yamin
(sidang I BPUPKI)
_ 31 Mei 1945 (sidang I BPUPKI)
_ 1 Juni 1945 (sidang I BPUPKI)
_ 22 Juni 1945 10 - 16 Juni 1945 (sidang II PUPKI) 16 Agustus 1945 Jam 04.30
Perumusan materi Pancasila oleh Mr. Supomo Ir. Soekarno pertama kali
mengusulkan nama/istilah Pancasila untuk dasar Negara Indonesia. Beliau
mengatakan bahwa nama Pancasila itu atas petunjuk teman kita ahli bahasa.
Piagam Jakarta disusun oleh Panitia Kecil yang terdiri 9 orang yaitu : M.Hatta,
A.Soebardjo, A.A.Maramis, Soekarno, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasjim,
Abikusno Tjokrosujoso, A.Salim, M. Yamin.
_ Dibentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Soekarno dan
beranggotakan 19 orang yaitu: Soekarno, AA. Maramis, Otto Iskandardinata,
Purbojo, A. Salim, A. Soebardjo, Soepomo, Maria Ulfah Santoso, Wachid
Hasjim, Parada Harahap, J.Latuharary, Susanto Tirtoprodjo, Sartono,
BAB II Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan | 12
Wongsonegoro, Wuryaningrat, RP. Singgih, Tan Eng Hoat, Hoesein
Djajadiningrat, Sukiman.
_ Panitia Perancang UUD kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang UUD
yang beranggotakan 7 orang yaitu : Soepomo, Wongsonegoro, Soebardjo, AA.
Maramis, RP.Singgih, A.Salim, Sukiman.
_ Dibentuk Panitia Penghalus Bahasa, terdiri dari Soepomo dan Hosein
Djajadiningrat.
_ Perumusan terakhir materi Pancasila disahkan Jam 18.00 Jam 23.30 17
Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
bagian dari Pembukaan UUD 1945.
_ Pengamanan (“penculikan”) Ir. Soekarno dan Drs.Moh.
Hatta ke Rengasdengklok oleh tokoh-tokoh pemuda dengan tujuan
menghindari pengaruh dan siasat Jepang dan mendesak bangsa Indonesia
harus segera merdeka. Tokoh pemuda terdiri : Sukarni, Winoto Danu Asmoro,
Abdulrochman dan Yusuf Kunto. Rombongan yang terdiri dari Mr.
A.Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto tiba di Rengasdengklok dengan tujuan
untuk menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.
Rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta langsung menuju rumah
Laksamana Maeda di jln. Imam Bonjol no. 1. Di tempat ini tokoh-tokoh bangsa
Indonesia berkumpul untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Teks versi terakhir proklamasi yang telah diketik ditandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs.Moh Hatta.
Pembacaan teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur no. 56
(sekarang gedung Pola). Sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan
keputusan sebagai berikut :
a. mengesahkan berlakunya UUD 1945
b. memilih Presiden dan Wakil Presiden
c. menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai
badan musyawarah darurat. Pembentukan KNIP dalam masa transisi dari
pemerintah jajahan kepada pemerintah nasional seperti yang diatur dalam
pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945

C.      Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Definisi pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu satu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi pancasila pada dasarnya satu bagian atau unit-unit yang berkaitan satu sama lain, dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

D.       Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia
Pancasila pada hakikatnya adalah system nilai (value system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsure-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari proses terjadinya pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialism karena nilai-nilai dalam pancasila sudah ada dan hidup sejak zaman dulu yang tercermin dari kehidupan sehari haripandangan yang diyakinikebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya. Disisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya




Jumat, 20 November 2015

cinta tak direstui



Cintaku tak direstui
Bagi setiap wanita memiliki suami yang sukses, baik adalah hal yang terindah tapi bagiku suamiku hanyalah kakak dan pernikahanku hanyalah sebuah pengikat tanpa cinta, semua ini telah diatur kedua orangtuaku,.
ilma itu adalah namaku, aku mungkin beruntung hadir dikeluarga yang menurutku bahagia dan menjadi anak tunggal . Kuliah di kedokteran siapa yang tidak bangga, begitupun orangtuaku mereka sangat bangga padaku. Orangtuaku berharap aku bisa menikah dengan dokter atau pekerjaanya diatasku. Sebentar lagi aku akan menjadi sarjana kedokteran(S.ked), itu adalah kebahagian yang tak ternilai bagiku.
 Aku belum menceritakan tentang Irfan dia adalah pacarku dan sekaligus teman SMAku, dia pendiam,sholih, dan aku tak pernah percaya kami akan jadian. Kami berpisah irfan lanjut di universitas islam sedangkan aku kuliah dikedokteran disalah satu universitas didaerahku. "Aku suka sama kamu kata irfan padaku saat kami sudah tidak duduk dibangku SMA lagi saat itu aku baru saja masuk kuliah," aku gak percaya irfan yang pendiam,cuek dan di sukai banyak wanita menyatakan cintanya padaku. Tapi entah kenapa aku mengiyakannya dan kami pacaran. 4 tahun sudah kami berpacaran dan aku sangat mencintainya begitupun dengannya. Aku pernah putus saat awal aku kuliah hanya karena masalah sepele, tapi aku baru benar-benar menyayanginya setelah kami putus. Aku tak tahan dengan rasa cinta yang terlalu kupendam aku minta maaf pada irfan dan meminta untuk balikkan lagi, awalnya aku ragu tapi ternyata dia juga masih sayang denganku.
Selama menjalin hubungan kedua orang tuaku tidak mengetahui hubungan kami, tapi kedua orangtuanya telah mengenaliku dengan baik. Bahkan mereka sudah merestui hubungan kami, setiap liburan aku selalu kerumah irfan.
Fan kapan kamu menikahiku"! Kamu taukan aku itu dari dulu ingin menikah muda.
 Apa ini terlalu cepat Ilma kata irfan. Aku baru mengurus skripsi lagian kamu juga masih akan koas(prakterk dirumah sakit sebelum jadi dokter) kita masih sangat sibuk, aku belum punya pekerjaan, bersabarlah..!
Iya sayang aku ngerti kok, aku sayang kamu irfan sangat sayang!
Aku juga sayang kamu sambil menggodaku, dan kami saling tertawa, wajah irfan semakin tampan saat dia tertawa.
Hari ini aku pulang kerumah seperti biasa keluargaku selalu berkumpul diruang keluarga. Ibu dokter udah pulang, dok saya sakit kangen sama dokter canda Bunda, aku hanya tertawa kecil. Aku udah jarang pulang semenjak bertugas di rumah sakit dan karena jarak rumah dan rumah sakit tempatku tugas lumayan jauh jadi aku memilih ngekos dekat sana.
Bunda, Ayah, Ilma mau ngomong sesuatu?"
Apa sayang , hmmm pasti tentang cowok ya? canda Ayah lagi" kok ayah tau?
Jadi bener ya? iya Ayah, siapa orangnya yang mau mendekati anak cantik ayah?" Dia irfan ayah teman SMA aku kami udah 4 tahun pacaran. Bawalah dia kesini ayah ingin mengenali calon menantu ayah, senangnya aku saat melihat respon ayah, bener ayah mau kenalan sama irfan, makasih ayah".
Hari ini aku sengaja membantu Bunda masak dan meluangkan waktuku, kamu udah dandan Ma, kata bunda'" iya dong Bun,hahah sambil tertawa.
Irfan datang dan dia berbicara berdua dengan ayahku, setelah irfan pulang ayah berkata Ilma apa benar kamu serius dengan irfan? Iya kenapa yah? Ayah tau kamu itu pasti cuma cinta monyetkan? gak ayah ilma serius. Ilma masih banyak laik-laki yang lebih dari irfan, kamu dokter sedangkan dia belum jelas,dan sekarang cari pekerjaan itu susah,  apa kamu mau menunggu dia sampai dapat kerja ? kamu itu perempuan sayang kata ayah padaku. Sentak saja aku sedih berarti ayah tidak merestui hubungan kami.
Didepan irfan aku seperti biasa-biasa saja, tapi irfan tau" Ma Ayahmu gak setuju dengan hubungan kita, apa kita masih mau lanjut? jangan ngomong gitu irfan bagiku kamu itu yang terakhir dan tak akan tergantikan, Dua tahun aku tetap menjalani hubunganku diam-diam dengan irfan, aku sekarang telah menjadi dokter, dan bekerja di salah satu rumah sakit dijakarta . Sedangkan irfan masih belum jelas, dia sudah berusaha mencari kerja tapi selalu ditolak.
Kamu tau anak Om Anton sayang, iya ayah bsk mereka sekeluarga akan kemari? ngapain yah bukannya mereka jarang kemari? Nanti kamu sendiri tau sayang. Keesokan harinya seperti yang ayah bilang Om anton datang bersama anaknya dan entah kenapa perasaanku tidak enak tapi aku tetap ramah dan menyediakan minuman. Apa ini Ilma udah gede ya skg, udah jadi dokter lagi, masih ingat ilma kecil Dani yang gendongin kamu waktu jatuh,,, hahah.. apaan sih om Ilma bukan anak kecil lagian dani itu kayak kakak aku sendiri om. Kakakmu bisa jadi suami juga, canda Bunda sambil tersenyum. Mereka memang cocok kata ayah lagi, aku hanya diam.
Ilma panggil ayah ketika Om anton udah pulang, gimana menurut kamu tentang Dani dia udah pintar, manajer bank lagi cocok banget sama kamu kan? Ayah aku gak suka dani dan gak mau di jodohin emg ini jaman siti nurbaya,, Kamu udah 25 ilma sampai kapan kamu mau gini, ingat kamu perempuan. Tapi ayah ilma udah punya pacar dan ilma udah bisa memilih mana yang terbaik buat ilma, Siapa irfan cowok ganteng tapi pengangguran itu, emangnya kamu mau makan gantengnya aja apa? Aku ga mau ayah sambil nangis aku lari kekamar. Seharian aku mengurung diri ga kerja dan ga makan, aku tidak tau kenapa Ayah begitu tidak menyukai irfan. Bunda berusaha membujukku dan akhirnya aku keluar, bunda menangis dan mengatakan bahwa kamu harusnya tidak menyiksa dirimu. Seminggu aku tak pulang dirumah aku lebih memilih tinggal dirumah sahabatku, ini aku lakukan agar Ayah ga memaksa kehendaknya, dan tidak menentang hubungaku dengan irfan. Didepan irfan aku tidak menceritakan tentang perjodohan dengan Dani. Semua bebanku serasa hilang saat ketemu irfan.
Ayah tiba-tiba datang ke tempat kerjaku dan mengatakan bahwa Bunda sakit keras semejak aku pergi dari rumah, Pulang sayang bunda sakit dia tidak mau makan apapun semenjak kamu pergi, Aku langsung aja ke rumah sakit yang lain tempat Bunda dirawat, disana ada om anton dan Dani aku tak memperdulikan dani saat dia menyapaku dengan senyumannya yang kupikir hanyalah Bunda.  Bunda maafin ilma, ilma sayang bunda jangan sakit lagi ya! Bunda apapun yang bunda mau ilma turutin asal bunda sembuh, " Bunda cuma mau satu sayang apa ilma mau menuruti keinginan bunda? apa bun ilma pasti turutin. Kini tinggal aku dan bunda didalam ruangan Ayah, om anton dan dani keluar seakan mereka telah mengerti situasi. Bunda maukan menikah sama Dani aku syok mendengar perkataan bunda, Bunda telah berutang budi sama Ibu dani, saat ilma kecil Ibu dani sangat sayang sama ilma karena dia tidak memiliki anak permpuan cuma dani dan adik lelakinya, ilma ingat ga ilma pernah sakit ginjal dan harus cuci darah setiap 2 minggu sekali, Bunda sedih tiap mikirin ilma, tapi tante ayu ibu dani selalu memberi dukungan dia juga rela memberikan ginjalnya untuk ilma, dan dia akhirnya meninggal karena cuma memiliki satu ginjal tapi satu permintaan beliau sebelum meninggal mau melihat ilma menikah dengan Dani, Maafin Bunda baru berani menceritakannya sekarang". Bunda tidak ingin mati dengan membawa janji sayang, aku gak bisa menahan air mataku, aku pun mengiyakan perkataan bunda saat itu karena nyawa bunda lebih berharga buatku dan aku tdak ingin menjadi anak durhaka.
Pernikahanku digelar dengan meriah aku hanya menangis dan saat melihat wajah bahagia bunda, aku selalu mengatakan bahwa pengorbananku tidak akan sia-sia, semoga irfan mengerti. Aku tidak mengabari irfan, aku hanya menyuruh temanku memberikan surat undangan keorang tua irfan. Dan kedua orangtuanya pun tidak datang, pasti mereka sangat kecewa padaku yang telah mencampakkan anak mereka.Kini aku telah menjadi nyonya Dani ferdian kepala manajer bank terkemuka dan seorang dokter di depan namaku, Aku mengikuti suamiku ke daerahnya di kalimantan dan membuka praktek umum disana. Aku mengubur irfan dalam hatiku meskipun itu salit dan membuatku menderita, aku tidak pernah lagi kumpul reunian dengan teman-teman SMAku, aku mengubur semua masa dengan nya, Maafin aku irfan aku melakukan ini semua demi janji Bunda dengan tante Ayu, meskipun suamiku baik padaku tapi hatiku hanya untukmu irfan...!

Senin, 16 November 2015

cinta suci sayidina 'ali bin abi thalib

Inilah kisah cinta suci antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Cinta sahabat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun ekspresi. Hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.

Konon, karena saking teramat rahasianya, setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya. Sudah lama Ali terpesona dan jatuh hati pada Fatimah, ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah. Sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.
Namun, kesabaran beliau berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya tersebut ternyata ditolak oleh Rasulullah. Hingga akhirnya Ali memberanikan diri, dan ternyata lamarannya yang mesti hanya bermodal baju besi diterima oleh Rasulullah.
Di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,
"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya",
Ali pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.
Sambil tersenyum Fatimah Az-Zahra menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu".
Diceritakan, Ali Bin Abi Thalib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad saw. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, bagaimana agaknya perasaan Ali, wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agamanya lebih hebat dari dia. Tetapi Ali tetap bekerja dengan giat.
Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali tertegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. Setelah mendengar kabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar kabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaannya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.
Tapi tak lama, kesenangan itu kembali pudar  karena terdengar kabar lagi, ternyata Utsman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usman tidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata , adakah mau mengalah?".
Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Utsman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh sahabat-sahabat Ali. Kata sahabatnya “ pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi?  kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi? Tunggu yang ke4 kalinya? baik cepat!”
Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad saw. dengan tujuan melamar Fatimah, dan sahabat-sahabat tahu? lamarannya diterima!
Ternyata memang dari dulu Fatimah az-Zahra sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah az-Zahra. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saatnya tiba, sampai saatnya Ijab Kabul disahkan. Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali mendahulukan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.
“Jodoh memang tidak kemana”,dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa “Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain”
Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang, namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita, Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta. Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut disekitar kita saat ini. Walaupun bukan tidak ada.. barangkali, kita saja yang tidak mengetahuinya. Dan inilah kisah dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullah tentang membingkai perasaan dan bertanggung jawab akan perasaan tersebut “Bukan janj-janji”
Akhirnya Ali pun menikahi Fatimah az-Zahra
Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan sahabat-sahabatnya tapi Nabi berkeras agar ia membayar bakinya, Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, Umar dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. Ali adalah gentleman sejati.,“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Ali.
Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fatimah berkata kepada Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fatimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Dalam riwayat lain diceritakan:
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali:
Fatimah : “Wahai suamiku Ali, aku telah halal bagimu, aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan aku suami yang tampan, sholeh, cerdas dan baik sepertimu”.
Ali : “Aku pun begitu wahai Fatimahku sayang, aku sangat bersyukur kepada Allah akhirnya cintaku padamu yang telah lama kupendam telah menjadi halal dengan ikatan suci pernikahanku denganmu.”
Fatimah : (berkata dengan lembut) “Wahai suamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu? karena aku ingin terjalin komunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tangga kita”.
Ali : “Tentu saja istriku, silahkan, aku akan mendengarkanmu…”.
Fatimah : “Wahai Ali suamiku, maafkan aku, tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, dan aku merasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya ayahku menikahkan aku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu, kau adalah imamku maka aku pun ikhlas melayanimu, mendampingimu, mematuhimu dan menaatimu, marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhoi Allah”
Sungguh bahagianya Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungi bahtera kehidupan bersama, suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus dari hati perempuan sholehah. Tapi Ali juga terkejut dan agak sedih ketika mengetahui bahwa sebelum menikah dengannya ternyata Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang pemuda. Ali merasa agak sedih karena sepertinya Fatimah menikah dengannya karena permintaan Rasul yang tak lain adalah ayahnya Fatimah, Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya yaitu Rasul dan mau menjadi istri Ali dengan ikhlas.
Namun Ali memang sungguh pemuda yang sangat baik hati, ia memang sangat bahagia sekali telah menjadi suami Fatimah, tapi karena rasa cintanya karena Allah yang sangat tulus kepada Fatimah, hati Ali pun merasa agak bersalah jika hati Fatimah terluka, karena Ali sangat tahu bagaimana rasanya menderita karena cinta. Dan sekarang Fatimah sedang merasakannya. Ali bingung ingin berkata apa, perasaan didalam hatinya bercampur aduk. Di satu sisi ia sangat bahagia telah menikah dengan Fatimah, dan Fatimah pun telah ikhlas menjadi istrinya. Tapi disisi lain Ali tahu bahwa hati Fatimah sedang terluka. Ali pun terdiam sejenak, ia tak menanggapi pernyataan Fatimah.
Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali suamiku sayang, Astagfirullah, maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu, demi Allah aku hanya ingin jujur padamu, saat ini kaulah pemilik cintaku, raja yang menguasai hatiku.”.
Ali masih saja terdiam, bahkan Ali mengalihkan pandangannya dari wajah Fatimah yang cantik itu.
Melihat sikap Ali, Fatimah pun berkata sambil merayu Ali, “Wahai suamiku Ali, tak usah lah kau pikirkan kata-kataku itu, marilah kita berdua nikmati malam indah kita ini. Ayolah sayang, aku menantimu Ali”.
Ali tetap saja terdiam dan tidak terlalu menghiraukan rayuan Fatimah, tiba-tiba Ali pun berkata, “Fatimah, kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demi untuk ikatan suci bersamamu, kau pun juga tahu betapa bahagianya kau telah menjadi istriku. Tapi Fatimah, tahukah engkau saat ini aku juga sedih karena mengetahui hatimu sedang terluka. Sungguh aku tak ingin orang yang kucintai tersakiti, aku bisa merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karena kau sungguh-sungguh cinta kepadaku. Walaupun aku tahu lambat laun pasti kau akan sangat sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku tak ingin melihatmu sakit sampai akhirnya kau mencintaiku.”.
Fatimah pun tersenyum mendengar kata-kata Ali, Ali diam sesaat sambil merenung, tak terasa mata Ali pun mulai keluar air mata, lalu dengan sangat tulus Ali berkata lagi, “Wahai Fatimah, aku sudah menikahimu tapi aku belum menyentuh sedikit pun dari dirimu, kau masih suci. Aku rela menceraikanmu malam ini agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kau cintai itu, aku akan ikhlas, lagi pula pemuda itu juga mencintaimu. Jadi aku tak akan khawatir ia akan menyakitimu. Aku tak ingin cintaku padamu hanya bertepuk sebelah tangan, sungguh aku sangat mencintaimu, demi Allah aku tak ingin kau terluka… Menikahlah dengannya, aku rela”.
Fatimah juga meneteskan airmata sambil tersenyum menatap Ali, Fatimah sangat kagum dengan ketulusan cinta Ali kepadanya, ketika itu juga Fatimah ingin berkata kepada Ali, tapi Ali memotong dan berkata, “Tapi Fatimah, sebelum aku menceraikanmu, bolehkah aku tahu siapa pemuda yang kau pendam rasa cintanya itu?, aku berjanji tak akan meminta apapun lagi darimu, namun izinkanlah aku mengetahui nama pemuda itu.”
Airmata Fatimah mengalir semakin deras, Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu,“Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah."
Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya. Setelah emosinya bisa terkontrol, Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai Ali, Awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah aku mengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemuda sebelum menikah denganmu, aku hanya ingin menggodamu, sudah lama aku ingin bisa bercanda mesra bersamamu. Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kau tahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah”.
Ali menjadi bingung, Ali pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesal dengan ulah Fatimah kepadanya ”Apa maksudmu wahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, tapi kau malah kau bilang sangat mencintaiku, dan kau juga bilang ingin tertawa melihat sikapku, apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah?, sudahlah tolong sebut siapa nama pemuda itu? Mengapa kau mengharapkannya walaupun dia sudah menikah?”.
Fatimah pun kembali memeluk Ali dengan erat, tapi kali ini dengan dekapan yang mesra. Lalu menjawab pertanyaan Ali dengan manja, “Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendam rasa cintaku itu, aku memendamnya bertahun-tahun, sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya, tapi aku terlalu takut, aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini, aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila ku bertemu dengannya. Kau juga benar wahai Ali cintaku, ia memang sudah menikah. Tapi tahukah engkau wahai sayangku, pada malam pertama pernikahannya ia malah dibuat menangis dan kesal oleh perempuan yang baru dinikahinya”
Ali pun masih agak bingung, tapi Fatimah segera melanjutkan kata-katanya dengan nada yang semakin menggoda Ali, ”Kau ingin tahu siapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku, aku sedang memeluk mesra pemuda itu, tapi kok dia diam saja ya, padahal aku memeluknya sangat erat dan berkata-kata manja padanya, aku sangat mencintainya dan aku pun sangat bahagia ternyata memang dugaanku benar, ia juga sangat mencintaiku…”
Ali berkata kepada Fatimah, “Jadi maksudmu…?”
Fatimah pun berkata, “Ya wahai cintaku, kau benar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku”.
Subhanallah, Betapa Indahnya Kisah Cinta antara Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Maha Suci Allah, Dia-lah yang mengatur segalanya. Dia-lah yang telah mengatur jodoh, rezeki, pertemuan, dan maut dari setiap insan di dunia.
Pesan Rasulullah kepada Fatimah az-Zahra
Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?"
"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.
Rasulullah saw. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai shalat, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, 'Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."
Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah.
Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya senantiasa mengingat-Nya.
Cerita ini adalah dikisahkan menurut penceritaan yang mudah untuk difahami,mudah-mudahan bermanfaat.
"Jika kamu memelihara dirimu dari suatu perkara yang haram karena Allah swt. diatas wanita yang dicintaimu dengan banyak bersabar. Insya Allah, Allah akan menghalalkannya untukmu atas kesabaranmu karena Allah"
Oleh Saifurroyya dari Berbagai Sumber