Senin, 05 Desember 2016

observasi TK Al Asror

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Profil, Visi, Misi, dan Sejarah Berdirinya TK AL ASROR
1. Profi Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin
a.    Nama Sekolah                    :  TK AL ASROR
b.    NSS                                                :  004051604022
c.    Propinsi                               :  JawaTimur
d.   Kabupaten                          :  Tulungagung
e.    Kecamatan                          :  kedung waru
f.     Desa/Kelurahan                  :  Ringinpitu/Ringinpitu
g.    Jalan dan Nomor                :  Jl. Iswayudi No. 8 Ringinpitu Kedungwaru Tulungagung
h.    KodePos                             :  66223
i.      Tahun berdiri                      : 15 Agustus 2002
2.      Visi dan misi
-          Visi
1.       Mewujudkan generasi shalih salihah, berlandaskan akhlaqul karimah, disertai kemampuan emosional stabil, amana berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
-          Misi
1.       Melaksanakan pembelajaran terpadu dan menyeluruh pada aspek intelektual, emosional yang mengacu pada nilai-nilai Islam.
2.      Membentuk dan membina karakteristik peserta didik  dalam keilmuan.
3.      Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berfikir dan bersikap dalam keilmuan
3.      Sejarah berdirinya TK AL ASROR
Awal mula berdirinya lembaga pendidikan TK AL ASROR ini di dahului dengan berdirinya TPQ Annur, TPQ Annur ini merupakan Taman Pendidikan Qur’an yang di asuh oleh K. Nur Cholis dan proses belajar mengajar TPQ ini berlangsung pada sore hari.
Kemudian pada tahun 2002 KH. Masyrukhan mendirikan yayasan pendidikan Al Asror yang di dalamnya terdapat Sekolah Dasar Islam Terpadu, juga SMP Islam Terpadu. KH. Masyrukhan merupakan kakak ipar dari K. Nur Cholis yang mengasuh TPQ Annur. KH. Masyrukhan melihat bahwa gedung TPQ pada waktu pagi hari tidak ada aktivitas belajar mengajar.
Untuk mengisi kekosongan di TPQ Annur tersebut, beliau mempunyai inisiatif untuk mengisi kegiatan belajar mengajar pada TPQ Annur tersebut dengan mendirikan Taman Kanak-kanak, kemudian Kh. Masyrukhan bermusyawarah dengan pengurus TPQ Annur dan disetujui kemudian di dirikanlah TK yang juga di beri nama Al Asror.
TK AL ASROR ini berdiri pada tahun 2002, pertama kali berdiri tahun 2002 jumlah siswanya hanya 14-15 orang, karena masih baru saja berdiri murit yang masuk masih sangat sedikit. Seiring dengan berkembangnya waktu TK ini mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat, tidak hanya masyarakat desa sendiri tapi masyarakat luar desa pun sangat mengapresiasinya terbukti dengan menyekolahkan anaknya di TK Al Asror ini padahal di sekitar daerah Ringin Pitu ini juga banyak TK yang berdiri.
Setiap tahun TK ini mengalami peningkatan jumlah siswa yang sangat  pesat, ini menjadi salah satu bukti apresiasi juga dari masyarakat, dari yang awalnya hanya 14-15 siswa naik menjadi 100 siswa lebih. Walaupun setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2008-2011 mengalami penurunan jumlah siswa menjadi 80-90 siswa. Setelah itu, tahun 2012-sekarang siswa kembali mengalami peningkatan 100 lebih siswa  dan jika mengalami penurunan tidak pernah dibawah 100 siswa.
Karena siswa semakin banyak TK ini mengalami pembangunan gedung untuk menunjang inrastuktur dan agar pembelajaran lebih optimal dengan bekerja sama antara TPQ Annur dan yayasan Al Asror untuk membangun gedung tersebut, yang sebelumnya hanya satu lokal menjadi beberapa lokal atau beberapa gedung dengan sumber dana pembangunan berasal dari TPQ Annur.
Seiring dengan pesatnya pembangunan, siswa juga mengalami peningkatan yang lebih signifikan lagi hingga hampir 200 siswa, karena terlalu banyaknya siswa TK Al Asror ini dan ruang kelas tidak mencukupi lagi sehingga sebagian murid TK di relokasi ke gedung Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Asror.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengaruh dan peran berdirinya TK Islam Terpadu Al Asror ini bagi masyarakat ?
2.      Bagaimana tanggapan wali murid atau masyarakat terhadap  TK Islam Terpadu Al Asror ?
C.     Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mediskripsikan pengaruh dan peran berdirinya TK Islam Terpadu Al Asror ini bagi masyarakat ?
2.      Untuk mendiskripsikan tanggapan wali murid atau masyarakat terhadap  TK Islam Terpadu Al Asror ?












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengaruh berdirinya lembaga bagi masyarakat
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Semakin besar anak, semakin banyak kebutuhannya. Karena keterbatasannya, orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Pendidikan yang berlangsung disekolah bersifat sistematis, berjenjang, dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu, yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.[1]
Masa sekolah bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar. Namun disadarui bahwa sekolah merupakan tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina peserta didik dalam menghadapi kehidupan masa depan.
Tugas guru dan pemimpin sekolah, disamping memberikan budi pekerti keagamaan, juga memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan di sekolah haruslah merupakan lanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentengan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.[2]


1). Landasan Teori
Berdasarkan teori Piaget, anak akan melalui beberapa periode perkembangan berpikir, diantara periode itu adalah periode berpikir praoperasional dan periode intuitif. Anak yang berumur 3-5 tahun, menurut teori Piaget ini, memiliki kemampuan berpikir konseptual. Dimana, ini dapat ditandai oleh kemampuan berpikir dengan mempergunakan konsep-konsep yang sederhana.  Anak disibukkan dengan penggunaan simbol-simbol dalam menyatakan apa yang dipikirkan atau dipahaminya. Anak sibuk mempergunakan bahasa untuk menolongnya mengembangkan berbagai konsep.[3]
Selain itu, pada periode intuitifnya, anak mampu mengambil kesimpulan sendiri yang dasarnya tidak jelas dan pertimbangan pikiran yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Namun, tidak menutup kemungkinan anak pada periode ini akan bersifat egosentris. Dimana, anak akan lebih kuat aku-nya sebab ia di kuasai oleh ego-nya yang tinggi.
Dalam masa perkembangannya ini, anak diberikan kesempatan untuk bermain dengan teman sebaya, agar hubungan sosialnya meluas dan ia dapat melalui periode perkembangannya dengan terarah. Sebab, pada masa ini anak memiliki kepribadian yang cenderung mempercayai dirinya sendiri, memiliki sifat aku yang yang kuat, dan kepribadian yang ingin mengekplorasikan diri dan lingkungannya.          
Oleh karena itu, pelayanan pada anak yang usianya masih pada perkembangan usia dini , haruslah tepat, agar keyakinan dasar anak itu dapat terbentuk dengan baik.
An-Nahlawi mengemukakan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengemban tugas sebagai berikut : [4]
a.       Merealisasikan pendidikan yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk realisasi itu adalah agar peserta didik beribadah, mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah dan syariat-Nya.
b.      Memelihara fitrah peserta didik sebagai insane yang mulia, agar ia tidak menyimpang dari tujuan Allah menciptakannya.
c.       Memberikan kepada peserta didik seperangkat peradaban dan kebudayaan islami, dengan cara mengintegrasikan antara ilmu alam, ilmu sosial, ilmu extra dengan landasan ilmu agama, sehingga peserta didik mampu melibatkan dirinya kepada perkembangan iptek.
d.      Membersihkan pikiran dan jiwa peserta didik dari pengaruh subjektivitas ( emosi ) karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah kepada penyimpangan fitrah manusiawi. Dalam hal ini lembaga pendidikan madrasah berperan sebagai benteng yang menjaga kebersihan dan keselamatan fitrah manusia tersebut.
e.       Memerikan wawasan nilai dan moral serta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran peserta didik menjadi berkembang. Pemberian itu dapat dilakukan dengan cara menyajikan sejarah umat terdahulu, baik mengenai pikiran, kebudayaan, maupun perilakunya. Nilai-nilai tersebut dapat di pertahankan atau dimodifikasi karena bertentangan dengan aqidah islam atau tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
f.        Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antara peserta didik . tampaknya tugas ini sulit dilakukan karena peserta didik masuk lembaga madrasah dengan membawa status sosial dan status ekonomi yang berbeda. Tugas berdampak langsung keeksistensian dan interaksi para peserta didik dalam naungan satu sistem madrasah yang imputnya berasal dari berbagai lingkungan hidup. Dalam lembaga ini, peserta didik ditempa dan dipadukan dalam satu kondisi dan iklim yang sama yang mampu menyatukan qalb dan jiwa mereka. Iklim sekolah hayati ini memperstukan keaneragaman corak individu dari bebagai lapisan serta lingkungan masyarakat, menghapus atau mengurangi berbagai diskriminasi dan stratifikasi diantara mereka, walaupun tempat tinggal, pandangan, dan tradisi mereka berbeda-beda.
g.      Tugas mengoordinasikan dan membenahi kegiatan pendidikan lembaga-lembaga pendidikan keluarga, masjid mempunyai saham tersendiri dalam merealisasikan tujuan pendidikan, tetapi pemberian saham itu belum cukup.  Oleh karena itu, sekolah atau madrasah  hadir untuk melengkapi dan membenahi kegiatan pendidikan berlangsung.
h.      Menyempurnakan tugas-tugas lembaga pendidikan keluarga.
Tugas madrasah tersebut membutuhkan administrasi yang memadahi, yang mencakup berbagai komponen, misalnya perencanaan, pengawasan, organisasi, evaluasi, dan sebagainya sehingga dalam lembaga madrasah tersebut terdapat tertib administrasi yang pada dasarnya bertujuan melancarkan pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan.
Dalam sekolah ini juga terdapat kurikulum yang di terapkan dalam proses belajar mengajar peserta didik.
Fungsi dari kurikulum ini adalah sebagai:[5]
1.      Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
2.      Pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan.
3.      Standarisasi dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada caturwulan, semester, maupun pada tingkat pendidikan tertentu.
Syarat-syarat yang perlu diajukan dalam perumusan kurikulum, yaitu sebagai berikut:[6]
1.      Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2.      Adanya relevansi dengan tujuan pedidikan islam, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah SWT dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.
3.      Disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4.      Perlunya membawa peserta didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan memiliki fungsi pragmatis, sehingga mereka mempunyai keterampilan-keterampilan yang riil.
5.      Penyusunan kurikulum bersifat integral, terorganisasi dan terlepas dari segala kontadiksi antara materi satu dengan materi lainnya.
6.      Materi yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, yang sedang dibicarakan, dan relevan dengan tujuan Negara setempat.
7.      Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan perbedaan masing-masing individu.
8.      Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9.      Memperhatikan aspek-aspek sosial, misalnya dakwah islamiyah.
10.  Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap jiwa peserta didik, sehingga menjadikan kesempurnaan jiwanya.
11.  Mempeerhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan refresing untuk menikmati suatu kesenian.
Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka disusunlah kurikulum pendidikan islam. Materi kurikulum pemula difokuskan pada pembelajaran yang bersinggungan islami seperti pembelajaran Al Qur’an dan As-Sunnah. Karena, bahwa Al-Qur’an merupakan asal agama, sumber berbagai ilmu pengetahuan, dan asas pelaksana pendidikan Islam. Di samping itu, mengingat isi Al-Qur’an mencakup materi penanaman akidah dan keimanan pada jiwa peserta didik, serta memuat akhlak mulia, dan pembinaan pribadi menuju perilaku yang positif.
Setelah menentukan susunan kurikulum,selanjutnya adalah penentuan materi yang akan diajarkan kepada anak didik. Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa,dalam rangka pencapaian tujuan –tujuan instruksional yang ditetpkan. Tanpa adanya kegiatan belajar mengajar yang tepat, sulit bagi siswa untuk dapat memahami materi pelajaran yang telah disediakan. Kegiatan belajar mengajar ini mencakup baik kegiatan guru maupun kegiatan murid yang perlu diwujudkan dalam setiap pengajaran untuk dapat mencapai tujuan-tujuan instruksional  yang telah ditetapkan.
Untuk dapat menentukan materi pelajaran dengan tepat, pertanyaan-pertanyaan berikut perlu dijawab, yaitu :
-          Apa yang dimaksud dengan materi pelajaran dan syarat-syarat apakah yang perlu dimilikinya ?
-          Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam emilih dan menetapkan ateri pelajaran ?
2). Pengertian dan persyaratan materi
Secara umum, pengertian materi pelajaran telah disinggung dalam bagian yang lalu. Dalam perencanaan pengajaran, materi yang perlu ditetpkan dalam langkah ketiga ( setelah perumusan tujuan dan penyusunan alat evaluasi) baru berupa :
a. pokok-pokok bahan: dan
b. rincian setiap pokok bahan.
Ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain : [7]
a.       materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/menunjang tercapainya tujuan instruksional.
b. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/ perkembangan siswa pada umumnya.
c.     materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik danberkesinambungan.
d.    materi pelajaran hendaknya menncakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
3). Cara Pemilihan
Dengan mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/menetapkan materi pelajaran:[8]
a. Tujuan Pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan instruksional yang dicai.
b. Pentingnya Bahan.
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul-betul penting, baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai Praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa, dalam arti mengandung nilai praktis/bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik.
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan berfikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah dipertimbangkan dalam kurikulu sekolah yang bersangkutan.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.
TK Islam Terpadu Al Asror terdiri dari dua tipe kelas, yaitu TK A dan TK B. Pada tahun pelajaran 2016/2017 ini,  TK A terdiri dari 75 siswa dengan usia antara 4-5 tahun, sedangkan TK B terdiri dari 80 siswa dengan usia antara 5-6 tahun. TK ini menerapkan sistem yang berbasis umum dan agama, pada bidang umum, siswa diajarkan tata cara membaca, menulis, menggambar, berhitung, dan lain sebagainya. Pada bidang keagamaan, siswa diajarkan tentang tata cara beribadah, berakhlak mulia, mengaji dan sebagainya.
Materi ini dipilih oleh pendidik karena materi ini mudah difahami dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena apabila hanya mengajarkan yang sekedar teori saja tanpa praktik, siswa belum tentu faham dengan apa yang dipelajarinya di sekolah. Selain materi itu siswa pada saat sebelum masuk kelas melakukan baris berbaris dan oleh pendidik di bimbing untuk melakukan senam, menghafalkan do’a, berhitung bahasa jawa,bahasa inggris, bahasa arab, serta asmaul husna meskipun tidak seluruhnya. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui sifat-sifat Allah serta menanamkan bahasa budaya seperti bahasa jawa ini agar tidak hilang akibat era globalisasi yang lebih mengelu-elukan bahasa asing.
4). Penentuan metode mengajar
Dalam bagian yang lalu, telah diuraikan pengertian dan cara pemilihan materi pelajaran dalam rangka kegiatan perencanaan pengajaran. Disamping itu, telah disinggung pula bahwa setelah pemilihan/penetapan kegiatan belajar mengajar.
5). jenis-jenis metode mengajar
Dalam memberikan materi pelajaran guru juga menerapkan metode agar siswa dapat dengan mudah dan cepat memahami materi yang disampaikan guru. Metode mengajar yang umum dikenal dalam dunia pendidikan hingga sekarang adalah metode ceramah, metode diskusi, metode experiment, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode sosiodrama, metode driil, metode kerja kelompok, metode Tanya jawab, metode proyek, metode model, metode karya wisata, dan sebagainya           Analisis singkat tentang masing-asing metode mengajar tersebut dapat diikuti dalam uraian-uraian berikut:[9]
a.       Metode ceramah
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru.Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik , didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai metode kuliah, merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi , atau uraian tentangsuatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
b.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialogantara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi initerlihat adeanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
c.       Metode diskusi
Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga dapat diperoleh pandangan dari beberapa sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Dengan sumbangan dari setiap orang , kelompok diharapkan akan maju dari setiap pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah, sampai dihasilkan pemikiran yang lengkap mengenai permasalahan atau topik yang dibahas.
d.      Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru.
e.        Metode eksperimen
Jika dalam metode demonstrasi, keaktifan lebih banyak pada pihak guru, metode eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Experimen sering dilakukan dalam pengajaran bidang studi IPA, dimana metode ini merupakan unsur pokok dalam pendekatan inquiri dan discovery (belajar dengan menemukan)
f.        Metode pemberian tugas
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas/kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran serta mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping , dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tuga/kegiatan individual ataupun kerja kelompok, dan dapat merupakan insur penting dalam pendekatan pemecahan masalah atau problem solving.
g.      Metode karyawisata
Melalui metode ini, siswa-siswa diajak untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu diluar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah selesai melakukan kunjungan, siswa-siswa diminta untuk membuat/menyampaikan laporan.
h.      Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama atau bermain peran, merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya, siswa diberi berbagai peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas.
Yang penting untuk disadari ialah bahwa tepat tidaknya suatu metode mengajar, tergantung pula pada jenis tujuan instruksional yang ingin dicapai, di samping faktor-faktor lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun metode yang tepat untuk semua tujuan, dan bahkan untuk mencapai tujuan pun kadang-kadang diperlukan lebih dari satu metode. 
6). Pemilihan Metode Mengajar
­Untuk memilih metode mengajar yang akan dalam rangka perencanaan pengajaran, perlu dipertimbangkan  faktor-faktor tertentu antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan instruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang ada.[10]
Saat kami melakukan peninjauan, dalam pendidikan di TK Islam Terpadu AL Asror ini menggunakan metode hasil dari rancangan pendidik yaitu menggunakan metode sistem kelompok sudut pengaman karena banyaknya siswa, maksudnya siswa ini di kelompokkan menjadi beberapa kelompok di sudut-sudut ruang dan duru berada di tengah. Sehingga apabila menggunakan metode sentral area tidak efektif karena sulit mengatur anak-anak yang terkadang sering bermain sendiri saat diajar. Sehingga diterapkannya sistem metode ini diharapkan proses belajar mengajar akan lebih optimal dan lebih mudah untuk mengatur anak didik.
Pada pukul 8.00 wib, Setelah lonceng di bunyikan guru, anak-anak dikumpulkan dan dibariskan di lorong depan sekolah. Pada saat baris, anak-anak melakukan pembacaan ikrar, beberapa doa, dan menyanyikan lagu bersama-sama yang dipimpin oleh guru TK itu.
Setelah itu, anak-anak masuk kedalam kelas, namun disini anak-anak tidak dibiarkan langsung masuk kedalam kelas. Anak-anak diperintahkan oleh guru mereka untuk membuka sepatu dan meletakkannya di rak sepatu yang di sediakan di dekat pintu masuk kelas mereka. Anak-anak juga di suruh untuk menyapa temannya terlebih dahulu dan membaca doa lalu diperbolehkan masuk kedalam kelas.
Saat observasi, saya memasuki kelas yang pertama adalah kelas TK A, dimana kelas ini adalah kelas yang paling kecil dan jumlah anaknya 21 orang. Namun, pada saat kami masuki, jumlah anak yang hadir hanya 20 orang, salah satu dari mereka tidak masuk dikarenakan sedang sakit. Disini, ibu guru memberitahukan kepada anak-anak bahwa ada teman mereka yang tidak masuk. Guru tersebut memberitahukan dengan cara menghitung jumlah mereka yang ada di kelas tersebut. Dari situ, anak berpikir dan menyadari bahwa jumlah dari mereka itu berkurang satu. Dalam hal ini, guru tersebut telah berhasil merangsang anak untuk bisa menyikapi lingkungan sekitarnya.
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru menyuruh untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing kepada kami. Disini, kami menarik kesimpulan, guru tersebut melatih kepercayaan diri anak agar berani berbicara depan orang.
Dalam situasi belajar mengajar, guru juga menggunakan metode bercerita. Guru memperkenalkan kepada anak-anak macam-macam hewan. Guru merangsang anak-anak berpikir macam-macam hewan berdasarkan jumlah kakinya. Dan anak-anak mampu mengimajinasikan hewan yang dimaksud oleh guru kepada mereka. Saat sedang belajar, kami menemukan salah satu dari anak tersebut yang sedang mengalami dusta hayal. Ia menghayalkan bahwa ada beruang di pintu. Namun disini, guru tidak terlalu melayani anak tersebut. Dimana yang seharusnya guru memberikan rangsangan-rangsangan berupa pertanyaan kepada anak tersebut untuk lebih mengembangkan dusta hayalnya agar terarah.
Dalam sistem belajar di 2 kelas yang lainnya, guru menggunakan metode yang sama. Yang merupakan kelas yang tertua dibandingkan dengan kelas TK B, guru menggunakan metode belajar yang sama, seperti contoh yang kami amati langsung, guru mengajarkan tentang mengenal abjad. Guru mengucapkan terlebih dahulu dan anak-anak mengikuti selanjutnya. Untuk lebih menguatkan ingatan mereka, guru memberikan sebuah nyanyian tentang abjad yang syairnya berupa permisalan terhadap setiap huruf-huruf tersebut. Disini, kami dapat melihat bahwa guru dapat merangsang pikiran anak untuk lebih mengingat abjad yang mereka pelajari.
Metode selanjutnya yang kami temui adalah guru membiarkan anak untuk menulis. Anak-anak menulis sesuai yang diperintahkan oleh gurunya. Sebagian dari anak-anak tersebut ada yang kerjanya cepat sehingga dapat melanjutkan ke tugas yang berikutnya. Namun ada juga yang kerjanya lambat, sehingga masih tertinggal dari teman-temannya. Akan tetapi dalam metode ajar yang diberikan guru kali ini, menurut kami sudah bagus, namun disini anak yang masih terlambat dalam mengerjakan tugas tersebut kurang diperhatikan dan diarahkan sehingga anak tersebut masih tetap tertinggal dari temannya.           
Cara pengajaran yang diberikan kepada anak-anak tersebut dalam masa perkembangan usia dini sudah bagus, namun masih ada beberapa titik kelemahan yang dimana guru kurang memberikan pelayanan yang menyeluruh kepada anak. Sehingga masih terdapat anak-anak yang diam dan tidak berani untuk berekspresi atau lebih tepatnya kurang percaya diri.
Sekolah ini menerapkan dua sistem pembelajaran, yaitu sistem reguler dan sistem fullday. Sistem Reguler itu seperti sistem TK pada umumnya yaitu pelajaran dimulai pukul 08.00 sampai jam 11.00 dengan satu kali waktu istirahat yaitu pukul 10.00, sementara yang sistem fullday, kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan  pukul 13.00 dengan dua waktu istirahat, yaitu pukul 10.00 dan 12.00. sistem full day ini dilakukan lembaga sekolah ini untuk membantu meringankan beban orang tua ( suami istri) yang bekerja hingga sore hari untuk mengawasi anaknya serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sehingga ketika orang tua selesai bekerja dapat langsung menjemput anaknya. Sistem full day ini dilaksanakan hari senin sampai hari kamis, sedangkan untuk hari jumat dan sabtu, pelajaran selesai pada pukul 12.00. pada hari jum’at dan sabtu ini sering lebih sering di isi dengan kegiatan senam atau kegiatan yang mengasah bakat anak didik seperti drumband lomba menggambar dll.
B.     Tanggapan wali murid atau masyarakat terhadap  TK Al Asror
Banyak sekali berbagai tanggapan dari wali murid yang menyekolahkan anak-anaknya di TK Al Asror ini, mereka berasumsi bahwa TK Al Asror ini adalah merupakan Taman kanak-kanak yang mempunyai kualitas mutu pendidikan yang baik. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya ke TK ini. Padahal di daerah Ringinpitu ini juga banyak Taman kanak-kanak yang berdiri terlebih dahulu dari pada TK Al Asror ini, sebagai contoh TK Permata. Bahkan ada orang tua yang mengajak kerabatnya yang berada diluar daerah dari Ringinpitu ini untuk sekolah di TK Al Asror ini.
Para orang tua sangat puas dengan hasil didikan para guru TK Al Asror ini kepada anak-anak mereka, mereka sangat bersyukur sekali dengan adanya TK ini untuk membantu mengembangkan afektif, kognitif, serta psikomotorik anak yang lebih mengedepankan pendidikan islami pada akhlak untuk membentengi diri anak terhadap pengaruh arus globalisasi yang semakin ekstrim. Seperti ketika anak dirumah dibimbing oleh orang tuanya malah memberontak tidak mau belajar, tapi ketika disekolah bersama dengan teman-temannya mampu menuruti bimbingan dari pendidik TK Al Asror ini seperti bernyanyi, senam, menghitung, menghafalkan doa-doa sehari-hari, menghafalkan sifat-sifat dan nama-nama Allah, tata cara sholat dan wudhu sekaligus praktik, berlatih menggunakan bahasa Arab, bahasa Inggris, dan tidak kalah penting yaitu pendidikan bahasa Jawa untuk menjaga kelestarian bahasa budaya dan mengenalkan kepada anak sedini mungkin agar tidak hilang karena globalisasi.
Selain itu dengan penerapan sistem sekolah full day ini, orang tua yang sibuk bekerja hingga sore hari sangat terbantu sekali, karena dapat menjadikan tempat anaknya menuntut ilmu juga sebagai tempat untuk menitipkan anak pada saat ditinggal bekerja. Sehingga orang tua yang bekerja tidak merasa kawatir dengan anaknya.
Sekolah ini juga dapat mengasah bakat anak didik, hal ini juga yang menjadikan masyarakat antusias menyekolahkan anaknya ke TK Al Asror ini, karena di TK ini pada setiap hari sabtu di isi dengan kegiatan latihan drumband.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Peran lembaga ini bagi masyarakat sangat kompleks. Karena lembaga pendidikan ini dapat memenuhi kebutuhan peserta didik yang sulit dipenuhi orang tua dalam kegiatan pembelajaran. Karena keterbatasannya, orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada sekolah.
2.      Tanggapan orang tua mengenai berdirinya lembaga ini,Para orang tua sangat bersyukur dan puas dengan hasil didikan para guru TK Al Asror ini kepada anak-anak mereka, mereka sangat bersyukur sekali dengan adanya TK ini untuk membantu mengembangkan afektif, kognitif, serta psikomotorik anak yang lebih mengedepankan pendidikan islami pada akhlak untuk membentengi diri anak terhadap pengaruh arus globalisasi yang semakin ekstrim.

B.     Saran
Di dalam suatu pendidikan, berhubungan dengan masyarakat itu sangatlah penting karena maju tidaknya sebuah lembaga pendidikan dalam semua jenjang tergantung bagaimana lembaga pendidikan tersebut mampu menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat. Sehingga kita harus selalu menjalin hubungan dengan masyarakat secara baik










[1] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta: Amzah,2011), hal.152
[2] Ibid.
[3] Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif  Jean Piaget ( Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 126
[4] Ibid.., Ilmu Pendidikan Islam., hal.155-157
[5]Ibid.., Ilmu Pendidikan Islam.,hal. 172
[6] Ibid.., Ilmu Pendidikan Islam.,hal. 172-173
[7]  R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran.(Jakarta:Rineka Cipta,2010), hal. 102
[8] Ibid.,Perencanaan Pengajaran..,hal. 104
[9] Ibid.,Perencanaan Pengajaran…,hal.106-107
[10] Ibid.,Perencanaan Pengajaran., hal. 108