BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Profil, Visi, Misi, dan Sejarah
Berdirinya TK AL ASROR
1. Profi Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadiin
a. Nama
Sekolah : TK AL ASROR
b. NSS : 004051604022
c. Propinsi : JawaTimur
d. Kabupaten : Tulungagung
e. Kecamatan : kedung waru
f. Desa/Kelurahan : Ringinpitu/Ringinpitu
g. Jalan
dan Nomor : Jl. Iswayudi No. 8 Ringinpitu Kedungwaru
Tulungagung
h. KodePos : 66223
i. Tahun
berdiri : 15 Agustus
2002
2.
Visi
dan misi
-
Visi
1.
Mewujudkan generasi shalih salihah,
berlandaskan akhlaqul karimah, disertai kemampuan emosional stabil, amana
berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
-
Misi
1.
Melaksanakan pembelajaran terpadu dan
menyeluruh pada aspek intelektual, emosional yang mengacu pada nilai-nilai
Islam.
2.
Membentuk
dan membina karakteristik peserta didik
dalam keilmuan.
3.
Mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam berfikir dan bersikap dalam keilmuan
3.
Sejarah
berdirinya TK AL ASROR
Awal mula berdirinya lembaga
pendidikan TK AL ASROR ini di dahului dengan berdirinya TPQ Annur, TPQ Annur ini
merupakan Taman Pendidikan Qur’an yang di asuh oleh K. Nur Cholis dan proses
belajar mengajar TPQ ini berlangsung pada sore hari.
Kemudian pada tahun 2002 KH.
Masyrukhan mendirikan yayasan pendidikan Al Asror yang di dalamnya terdapat
Sekolah Dasar Islam Terpadu, juga SMP Islam Terpadu. KH. Masyrukhan merupakan
kakak ipar dari K. Nur Cholis yang mengasuh TPQ Annur. KH. Masyrukhan melihat
bahwa gedung TPQ pada waktu pagi hari tidak ada aktivitas belajar mengajar.
Untuk mengisi kekosongan di TPQ
Annur tersebut, beliau mempunyai inisiatif untuk mengisi kegiatan belajar
mengajar pada TPQ Annur tersebut dengan mendirikan Taman Kanak-kanak, kemudian
Kh. Masyrukhan bermusyawarah dengan pengurus TPQ Annur dan disetujui kemudian
di dirikanlah TK yang juga di beri nama Al Asror.
TK AL ASROR ini berdiri pada tahun
2002, pertama kali berdiri tahun 2002 jumlah siswanya hanya 14-15 orang, karena
masih baru saja berdiri murit yang masuk masih sangat sedikit. Seiring dengan
berkembangnya waktu TK ini mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat, tidak
hanya masyarakat desa sendiri tapi masyarakat luar desa pun sangat
mengapresiasinya terbukti dengan menyekolahkan anaknya di TK Al Asror ini
padahal di sekitar daerah Ringin Pitu ini juga banyak TK yang berdiri.
Setiap tahun TK ini mengalami
peningkatan jumlah siswa yang sangat pesat, ini menjadi salah satu bukti apresiasi
juga dari masyarakat, dari yang awalnya hanya 14-15 siswa naik menjadi 100
siswa lebih. Walaupun setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2008-2011
mengalami penurunan jumlah siswa menjadi 80-90 siswa. Setelah itu, tahun
2012-sekarang siswa kembali mengalami peningkatan 100 lebih siswa dan jika mengalami penurunan tidak pernah
dibawah 100 siswa.
Karena siswa semakin banyak TK ini
mengalami pembangunan gedung untuk menunjang inrastuktur dan agar pembelajaran
lebih optimal dengan bekerja sama antara TPQ Annur dan yayasan Al Asror untuk
membangun gedung tersebut, yang sebelumnya hanya satu lokal menjadi beberapa
lokal atau beberapa gedung dengan sumber dana pembangunan berasal dari TPQ
Annur.
Seiring dengan pesatnya pembangunan,
siswa juga mengalami peningkatan yang lebih signifikan lagi hingga hampir 200
siswa, karena terlalu banyaknya siswa TK Al Asror ini dan ruang kelas tidak
mencukupi lagi sehingga sebagian murid TK di relokasi ke gedung Sekolah Dasar
Islam Terpadu Al Asror.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana
pengaruh dan peran berdirinya TK Islam Terpadu Al Asror ini bagi masyarakat ?
2.
Bagaimana
tanggapan wali murid atau masyarakat terhadap
TK Islam Terpadu Al Asror ?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mediskripsikan pengaruh dan peran berdirinya TK Islam Terpadu Al Asror ini bagi
masyarakat ?
2.
Untuk
mendiskripsikan tanggapan wali murid atau masyarakat terhadap TK Islam Terpadu Al Asror ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh
berdirinya lembaga bagi masyarakat
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Semakin
besar anak, semakin banyak kebutuhannya. Karena keterbatasannya, orang tua
tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua
menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada sekolah.
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, dan pengajaran
dengan sengaja, teratur, dan terencana. Pendidikan yang berlangsung disekolah
bersifat sistematis, berjenjang, dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu, yang
berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.[1]
Masa sekolah
bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar. Namun disadarui bahwa
sekolah merupakan tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat
untuk membina peserta didik dalam menghadapi kehidupan masa depan.
Tugas guru dan
pemimpin sekolah, disamping memberikan budi pekerti keagamaan, juga memberikan
dasar-dasar ilmu pengetahuan. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan di sekolah
haruslah merupakan lanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentengan dengan apa
yang diberikan dalam keluarga.[2]
1). Landasan Teori
Berdasarkan
teori Piaget, anak akan melalui beberapa periode perkembangan berpikir,
diantara periode itu adalah periode berpikir praoperasional dan periode
intuitif. Anak yang berumur 3-5 tahun, menurut teori Piaget ini, memiliki
kemampuan berpikir konseptual. Dimana, ini dapat ditandai oleh kemampuan
berpikir dengan mempergunakan konsep-konsep yang sederhana. Anak disibukkan dengan penggunaan simbol-simbol
dalam menyatakan apa yang dipikirkan atau dipahaminya. Anak sibuk mempergunakan
bahasa untuk menolongnya mengembangkan berbagai konsep.[3]
Selain
itu, pada periode intuitifnya, anak mampu mengambil kesimpulan sendiri yang
dasarnya tidak jelas dan pertimbangan pikiran yang tidak dapat dijelaskan
dengan kata-kata. Namun, tidak menutup kemungkinan anak pada periode ini akan
bersifat egosentris. Dimana, anak akan lebih kuat aku-nya sebab ia di kuasai
oleh ego-nya yang tinggi.
Dalam masa
perkembangannya ini, anak diberikan kesempatan untuk bermain dengan teman
sebaya, agar hubungan sosialnya meluas dan ia dapat melalui periode
perkembangannya dengan terarah. Sebab, pada masa ini anak memiliki kepribadian
yang cenderung mempercayai dirinya sendiri, memiliki sifat aku yang yang kuat,
dan kepribadian yang ingin mengekplorasikan diri dan lingkungannya.
Oleh
karena itu, pelayanan pada anak yang usianya masih pada perkembangan usia dini
, haruslah tepat, agar keyakinan dasar anak itu dapat terbentuk dengan baik.
An-Nahlawi
mengemukakan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengemban tugas
sebagai berikut : [4]
a.
Merealisasikan
pendidikan yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk realisasi itu adalah agar
peserta didik beribadah, mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah
dan syariat-Nya.
b.
Memelihara
fitrah peserta didik sebagai insane yang mulia, agar ia tidak menyimpang dari
tujuan Allah menciptakannya.
c.
Memberikan
kepada peserta didik seperangkat peradaban dan kebudayaan islami, dengan cara
mengintegrasikan antara ilmu alam, ilmu sosial, ilmu extra dengan landasan ilmu
agama, sehingga peserta didik mampu melibatkan dirinya kepada perkembangan
iptek.
d.
Membersihkan
pikiran dan jiwa peserta didik dari pengaruh subjektivitas ( emosi ) karena
pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah kepada penyimpangan fitrah manusiawi.
Dalam hal ini lembaga pendidikan madrasah berperan sebagai benteng yang menjaga
kebersihan dan keselamatan fitrah manusia tersebut.
e.
Memerikan
wawasan nilai dan moral serta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran
peserta didik menjadi berkembang. Pemberian itu dapat dilakukan dengan cara
menyajikan sejarah umat terdahulu, baik mengenai pikiran, kebudayaan, maupun
perilakunya. Nilai-nilai tersebut dapat di pertahankan atau dimodifikasi karena
bertentangan dengan aqidah islam atau tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
f.
Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan
antara peserta didik . tampaknya tugas ini sulit dilakukan karena peserta didik
masuk lembaga madrasah dengan membawa status sosial dan status ekonomi yang
berbeda. Tugas berdampak langsung keeksistensian dan interaksi para peserta
didik dalam naungan satu sistem madrasah yang imputnya berasal dari berbagai
lingkungan hidup. Dalam lembaga ini, peserta didik ditempa dan dipadukan dalam
satu kondisi dan iklim yang sama yang mampu menyatukan qalb dan jiwa
mereka. Iklim sekolah hayati ini memperstukan keaneragaman corak individu dari
bebagai lapisan serta lingkungan masyarakat, menghapus atau mengurangi berbagai
diskriminasi dan stratifikasi diantara mereka, walaupun tempat tinggal,
pandangan, dan tradisi mereka berbeda-beda.
g.
Tugas
mengoordinasikan dan membenahi kegiatan pendidikan lembaga-lembaga pendidikan keluarga,
masjid mempunyai saham tersendiri dalam merealisasikan tujuan pendidikan,
tetapi pemberian saham itu belum cukup.
Oleh karena itu, sekolah atau madrasah
hadir untuk melengkapi dan membenahi kegiatan pendidikan berlangsung.
h.
Menyempurnakan
tugas-tugas lembaga pendidikan keluarga.
Tugas madrasah
tersebut membutuhkan administrasi yang memadahi, yang mencakup berbagai
komponen, misalnya perencanaan, pengawasan, organisasi, evaluasi, dan
sebagainya sehingga dalam lembaga madrasah tersebut terdapat tertib
administrasi yang pada dasarnya bertujuan melancarkan pelaksanaan pendidikan
yang dilaksanakan.
Dalam sekolah
ini juga terdapat kurikulum yang di terapkan dalam proses belajar mengajar
peserta didik.
Fungsi dari
kurikulum ini adalah sebagai:[5]
1.
Alat
untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan
yang dicita-citakan.
2.
Pedoman
dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan.
3.
Standarisasi
dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai
batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada caturwulan, semester,
maupun pada tingkat pendidikan tertentu.
Syarat-syarat
yang perlu diajukan dalam perumusan kurikulum, yaitu sebagai berikut:[6]
1.
Materi
yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2.
Adanya
relevansi dengan tujuan pedidikan islam, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri
dan beribadah kepada Allah SWT dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.
3.
Disesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4.
Perlunya
membawa peserta didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan memiliki
fungsi pragmatis, sehingga mereka mempunyai keterampilan-keterampilan yang
riil.
5.
Penyusunan
kurikulum bersifat integral, terorganisasi dan terlepas dari segala kontadiksi
antara materi satu dengan materi lainnya.
6.
Materi
yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, yang
sedang dibicarakan, dan relevan dengan tujuan Negara setempat.
7.
Adanya
metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan
perbedaan masing-masing individu.
8.
Materi
yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9.
Memperhatikan
aspek-aspek sosial, misalnya dakwah islamiyah.
10.
Materi
yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap jiwa peserta didik, sehingga
menjadikan kesempurnaan jiwanya.
11.
Mempeerhatikan
kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan refresing
untuk menikmati suatu kesenian.
Setelah
syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka disusunlah kurikulum pendidikan islam.
Materi kurikulum pemula difokuskan pada pembelajaran yang bersinggungan islami
seperti pembelajaran Al Qur’an dan As-Sunnah. Karena, bahwa Al-Qur’an merupakan
asal agama, sumber berbagai ilmu pengetahuan, dan asas pelaksana pendidikan
Islam. Di samping itu, mengingat isi Al-Qur’an mencakup materi penanaman akidah
dan keimanan pada jiwa peserta didik, serta memuat akhlak mulia, dan pembinaan
pribadi menuju perilaku yang positif.
Setelah menentukan susunan
kurikulum,selanjutnya adalah penentuan materi yang akan diajarkan kepada anak
didik. Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan
kemudian dipahami oleh siswa,dalam rangka pencapaian tujuan –tujuan
instruksional yang ditetpkan. Tanpa adanya kegiatan belajar mengajar yang
tepat, sulit bagi siswa untuk dapat memahami materi pelajaran yang telah
disediakan. Kegiatan belajar mengajar ini mencakup baik kegiatan guru maupun
kegiatan murid yang perlu diwujudkan dalam setiap pengajaran untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan instruksional
yang telah ditetapkan.
Untuk dapat menentukan materi pelajaran dengan
tepat, pertanyaan-pertanyaan berikut perlu dijawab, yaitu :
-
Apa yang dimaksud dengan materi
pelajaran dan syarat-syarat apakah yang perlu dimilikinya ?
-
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam emilih dan menetapkan ateri pelajaran ?
2). Pengertian
dan persyaratan materi
Secara umum, pengertian materi pelajaran telah
disinggung dalam bagian yang lalu. Dalam perencanaan pengajaran, materi yang
perlu ditetpkan dalam langkah ketiga ( setelah perumusan tujuan dan penyusunan
alat evaluasi) baru berupa :
a. pokok-pokok bahan: dan
b. rincian
setiap pokok bahan.
a.
materi pelajaran hendaknya sesuai
dengan/menunjang tercapainya tujuan instruksional.
b. materi pelajaran
hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/ perkembangan siswa pada umumnya.
c. materi pelajaran hendaknya terorganisasi
secara sistematik danberkesinambungan.
d. materi pelajaran hendaknya menncakup hal-hal
yang bersifat faktual maupun konseptual.
3). Cara Pemilihan
Dengan mengacu
pada uraian yang telah dikemukakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih/menetapkan materi pelajaran:[8]
a. Tujuan Pengajaran
Materi
pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan instruksional
yang dicai.
b. Pentingnya Bahan.
Materi yang
diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul-betul penting, baik dilihat dari
tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai Praktis
Materi yang
dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa, dalam arti mengandung nilai
praktis/bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik.
Kedalaman
materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat
perkembangan berfikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah
dipertimbangkan dalam kurikulu sekolah yang bersangkutan.
e. Tata urutan
Materi yang
diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya
keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.
TK Islam Terpadu Al Asror terdiri dari dua tipe kelas, yaitu TK A
dan TK B. Pada tahun pelajaran 2016/2017 ini,
TK A terdiri dari 75 siswa dengan usia antara 4-5 tahun, sedangkan TK B
terdiri dari 80 siswa dengan usia antara 5-6 tahun. TK ini menerapkan sistem
yang berbasis umum dan agama, pada bidang umum, siswa diajarkan tata cara
membaca, menulis, menggambar, berhitung, dan lain sebagainya. Pada bidang
keagamaan, siswa diajarkan tentang tata cara beribadah, berakhlak mulia,
mengaji dan sebagainya.
Materi ini dipilih oleh pendidik karena materi ini mudah difahami
dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat langsung
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena apabila hanya mengajarkan
yang sekedar teori saja tanpa praktik, siswa belum tentu faham dengan apa yang
dipelajarinya di sekolah. Selain materi itu siswa pada saat sebelum masuk kelas
melakukan baris berbaris dan oleh pendidik di bimbing untuk melakukan senam,
menghafalkan do’a, berhitung bahasa jawa,bahasa inggris, bahasa arab, serta asmaul
husna meskipun tidak seluruhnya. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui
sifat-sifat Allah serta menanamkan bahasa budaya seperti bahasa jawa ini agar
tidak hilang akibat era globalisasi yang lebih mengelu-elukan bahasa asing.
4). Penentuan metode mengajar
Dalam bagian
yang lalu, telah diuraikan pengertian dan cara pemilihan materi pelajaran dalam
rangka kegiatan perencanaan pengajaran. Disamping itu, telah disinggung pula
bahwa setelah pemilihan/penetapan kegiatan belajar mengajar.
5). jenis-jenis metode mengajar
Dalam
memberikan materi pelajaran guru juga menerapkan metode agar siswa dapat dengan
mudah dan cepat memahami materi yang disampaikan guru. Metode mengajar yang
umum dikenal dalam dunia pendidikan hingga sekarang adalah metode ceramah,
metode diskusi, metode experiment, metode demonstrasi, metode pemberian tugas,
metode sosiodrama, metode driil, metode kerja kelompok, metode Tanya jawab,
metode proyek, metode model, metode karya wisata, dan sebagainya Analisis singkat tentang masing-asing
metode mengajar tersebut dapat diikuti dalam uraian-uraian berikut:[9]
a.
Metode ceramah
Metode ceramah
merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dilaksanakan
oleh guru.Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik ,
didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunaannya.
Cara mengajar
dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai metode kuliah, merupakan cara
mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi , atau
uraian tentangsuatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
b.
Metode tanya jawab
Metode tanya
jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialogantara guru dan
siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam
komunikasi initerlihat adeanya hubungan timbal balik secara langsung antara
guru dan siswa.
c.
Metode diskusi
Metode diskusi
pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam
diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga dapat
diperoleh pandangan dari beberapa sudut berkenaan dengan masalah tersebut.
Dengan sumbangan dari setiap orang , kelompok diharapkan akan maju dari setiap
pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah, sampai dihasilkan
pemikiran yang lengkap mengenai permasalahan atau topik yang dibahas.
d.
Metode demonstrasi
Metode
demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para
siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa
tertentu. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana keaktifan biasanya lebih banyak
pada pihak guru.
e.
Metode eksperimen
Jika dalam
metode demonstrasi, keaktifan lebih banyak pada pihak guru, metode eksperimen
langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban
terhadap permasalahan yang diajukan. Experimen sering dilakukan dalam
pengajaran bidang studi IPA, dimana metode ini merupakan unsur pokok dalam
pendekatan inquiri dan discovery (belajar dengan menemukan)
f.
Metode pemberian tugas
Metode ini
dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas/kegiatan yang
berhubungan dengan pelajaran serta mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping
, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tuga/kegiatan
individual ataupun kerja kelompok, dan dapat merupakan insur penting dalam
pendekatan pemecahan masalah atau problem solving.
g.
Metode karyawisata
Melalui metode
ini, siswa-siswa diajak untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu diluar
sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati
telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah selesai melakukan kunjungan,
siswa-siswa diminta untuk membuat/menyampaikan laporan.
h.
Metode
Sosiodrama
Metode sosiodrama atau bermain
peran, merupakan metode yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan
orang-orang dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, siswa diberi berbagai peran tertentu dan melaksanakan peran
tersebut serta mendiskusikannya di kelas.
Yang penting
untuk disadari ialah bahwa tepat tidaknya suatu metode mengajar, tergantung
pula pada jenis tujuan instruksional yang ingin dicapai, di samping
faktor-faktor lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun
metode yang tepat untuk semua tujuan, dan bahkan untuk mencapai tujuan pun
kadang-kadang diperlukan lebih dari satu metode.
6). Pemilihan Metode Mengajar
Untuk memilih
metode mengajar yang akan dalam rangka perencanaan pengajaran, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor tertentu
antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan instruksional serta keterlaksanaannya
dilihat dari waktu dan sarana yang ada.[10]
Saat kami
melakukan peninjauan, dalam pendidikan di TK Islam Terpadu AL Asror ini
menggunakan metode hasil dari rancangan pendidik yaitu menggunakan metode sistem
kelompok sudut pengaman karena banyaknya siswa, maksudnya siswa ini di kelompokkan
menjadi beberapa kelompok di sudut-sudut ruang dan duru berada di tengah.
Sehingga apabila menggunakan metode sentral area tidak efektif karena sulit
mengatur anak-anak yang terkadang sering bermain sendiri saat diajar. Sehingga
diterapkannya sistem metode ini diharapkan proses belajar mengajar akan lebih
optimal dan lebih mudah untuk mengatur anak didik.
Pada pukul
8.00 wib, Setelah lonceng di bunyikan guru, anak-anak dikumpulkan dan
dibariskan di lorong depan sekolah. Pada saat baris, anak-anak melakukan
pembacaan ikrar, beberapa doa, dan menyanyikan lagu bersama-sama yang dipimpin
oleh guru TK itu.
Setelah
itu, anak-anak masuk kedalam kelas, namun disini anak-anak tidak dibiarkan
langsung masuk kedalam kelas. Anak-anak diperintahkan oleh guru mereka untuk
membuka sepatu dan meletakkannya di rak sepatu yang di sediakan di dekat pintu
masuk kelas mereka. Anak-anak juga di suruh untuk menyapa temannya terlebih
dahulu dan membaca doa lalu diperbolehkan masuk kedalam kelas.
Saat observasi,
saya memasuki kelas yang pertama adalah kelas TK A, dimana kelas ini adalah
kelas yang paling kecil dan jumlah anaknya 21 orang. Namun, pada saat kami
masuki, jumlah anak yang hadir hanya 20 orang, salah satu dari mereka tidak
masuk dikarenakan sedang sakit. Disini, ibu guru memberitahukan kepada
anak-anak bahwa ada teman mereka yang tidak masuk. Guru tersebut memberitahukan
dengan cara menghitung jumlah mereka yang ada di kelas tersebut. Dari situ,
anak berpikir dan menyadari bahwa jumlah dari mereka itu berkurang satu. Dalam
hal ini, guru tersebut telah berhasil merangsang anak untuk bisa menyikapi
lingkungan sekitarnya.
Sebelum
memulai proses belajar mengajar, guru menyuruh untuk memperkenalkan diri mereka
masing-masing kepada kami. Disini, kami menarik kesimpulan, guru tersebut
melatih kepercayaan diri anak agar berani berbicara depan orang.
Dalam
situasi belajar mengajar, guru juga menggunakan metode bercerita. Guru
memperkenalkan kepada anak-anak macam-macam hewan. Guru merangsang anak-anak
berpikir macam-macam hewan berdasarkan jumlah kakinya. Dan anak-anak mampu
mengimajinasikan hewan yang dimaksud oleh guru kepada mereka. Saat sedang
belajar, kami menemukan salah satu dari anak tersebut yang sedang mengalami
dusta hayal. Ia menghayalkan bahwa ada beruang di pintu. Namun disini, guru
tidak terlalu melayani anak tersebut. Dimana yang seharusnya guru memberikan
rangsangan-rangsangan berupa pertanyaan kepada anak tersebut untuk lebih
mengembangkan dusta hayalnya agar terarah.
Dalam
sistem belajar di 2 kelas yang lainnya, guru menggunakan metode yang sama. Yang
merupakan kelas yang tertua dibandingkan dengan kelas TK B, guru menggunakan
metode belajar yang sama, seperti contoh yang kami amati langsung, guru
mengajarkan tentang mengenal abjad. Guru mengucapkan terlebih dahulu dan
anak-anak mengikuti selanjutnya. Untuk lebih menguatkan ingatan mereka, guru
memberikan sebuah nyanyian tentang abjad yang syairnya berupa permisalan
terhadap setiap huruf-huruf tersebut. Disini, kami dapat melihat bahwa guru
dapat merangsang pikiran anak untuk lebih mengingat abjad yang mereka pelajari.
Metode
selanjutnya yang kami temui adalah guru membiarkan anak untuk menulis.
Anak-anak menulis sesuai yang diperintahkan oleh gurunya. Sebagian dari
anak-anak tersebut ada yang kerjanya cepat sehingga dapat melanjutkan ke tugas
yang berikutnya. Namun ada juga yang kerjanya lambat, sehingga masih tertinggal
dari teman-temannya. Akan tetapi dalam metode ajar yang diberikan guru kali
ini, menurut kami sudah bagus, namun disini anak yang masih terlambat dalam
mengerjakan tugas tersebut kurang diperhatikan dan diarahkan sehingga anak
tersebut masih tetap tertinggal dari temannya.
Cara
pengajaran yang diberikan kepada anak-anak tersebut dalam masa perkembangan
usia dini sudah bagus, namun masih ada beberapa titik kelemahan yang dimana
guru kurang memberikan pelayanan yang menyeluruh kepada anak. Sehingga masih
terdapat anak-anak yang diam dan tidak berani untuk berekspresi atau lebih
tepatnya kurang percaya diri.
Sekolah ini
menerapkan dua sistem pembelajaran, yaitu sistem reguler dan sistem fullday.
Sistem Reguler itu seperti sistem TK pada umumnya yaitu pelajaran dimulai pukul
08.00 sampai jam 11.00 dengan satu kali waktu istirahat yaitu pukul 10.00,
sementara yang sistem fullday, kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul
08.00 sampai dengan pukul 13.00 dengan
dua waktu istirahat, yaitu pukul 10.00 dan 12.00. sistem full day ini dilakukan
lembaga sekolah ini untuk membantu meringankan beban orang tua ( suami istri)
yang bekerja hingga sore hari untuk mengawasi anaknya serta mendapatkan ilmu
yang bermanfaat, sehingga ketika orang tua selesai bekerja dapat langsung
menjemput anaknya. Sistem full day ini dilaksanakan hari senin sampai hari
kamis, sedangkan untuk hari jumat dan sabtu, pelajaran selesai pada pukul
12.00. pada hari jum’at dan sabtu ini sering lebih sering di isi dengan
kegiatan senam atau kegiatan yang mengasah bakat anak didik seperti drumband
lomba menggambar dll.
B.
Tanggapan
wali murid atau masyarakat terhadap TK
Al Asror
Banyak sekali
berbagai tanggapan dari wali murid yang menyekolahkan anak-anaknya di TK Al
Asror ini, mereka berasumsi bahwa TK Al Asror ini adalah merupakan Taman
kanak-kanak yang mempunyai kualitas mutu pendidikan yang baik. Terbukti dengan
banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya ke TK ini. Padahal di daerah
Ringinpitu ini juga banyak Taman kanak-kanak yang berdiri terlebih dahulu dari
pada TK Al Asror ini, sebagai contoh TK Permata. Bahkan ada orang tua yang
mengajak kerabatnya yang berada diluar daerah dari Ringinpitu ini untuk sekolah
di TK Al Asror ini.
Para orang tua
sangat puas dengan hasil didikan para guru TK Al Asror ini kepada anak-anak
mereka, mereka sangat bersyukur sekali dengan adanya TK ini untuk membantu
mengembangkan afektif, kognitif, serta psikomotorik anak yang lebih
mengedepankan pendidikan islami pada akhlak untuk membentengi diri anak
terhadap pengaruh arus globalisasi yang semakin ekstrim. Seperti ketika anak
dirumah dibimbing oleh orang tuanya malah memberontak tidak mau belajar, tapi
ketika disekolah bersama dengan teman-temannya mampu menuruti bimbingan dari
pendidik TK Al Asror ini seperti bernyanyi, senam, menghitung, menghafalkan
doa-doa sehari-hari, menghafalkan sifat-sifat dan nama-nama Allah, tata cara
sholat dan wudhu sekaligus praktik, berlatih menggunakan bahasa Arab, bahasa
Inggris, dan tidak kalah penting yaitu pendidikan bahasa Jawa untuk menjaga
kelestarian bahasa budaya dan mengenalkan kepada anak sedini mungkin agar tidak
hilang karena globalisasi.
Selain itu
dengan penerapan sistem sekolah full day ini, orang tua yang sibuk bekerja
hingga sore hari sangat terbantu sekali, karena dapat menjadikan tempat anaknya
menuntut ilmu juga sebagai tempat untuk menitipkan anak pada saat ditinggal
bekerja. Sehingga orang tua yang bekerja tidak merasa kawatir dengan anaknya.
Sekolah ini
juga dapat mengasah bakat anak didik, hal ini juga yang menjadikan masyarakat
antusias menyekolahkan anaknya ke TK Al Asror ini, karena di TK ini pada setiap
hari sabtu di isi dengan kegiatan latihan drumband.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Peran
lembaga ini bagi masyarakat sangat kompleks. Karena lembaga pendidikan ini
dapat memenuhi kebutuhan peserta didik yang sulit dipenuhi orang tua dalam
kegiatan pembelajaran. Karena keterbatasannya, orang tua tidak mampu memenuhi
kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua menyerahkan sebagian tanggung
jawabnya kepada sekolah.
2.
Tanggapan
orang tua mengenai berdirinya lembaga ini,Para orang tua sangat bersyukur dan
puas dengan hasil didikan para guru TK Al Asror ini kepada anak-anak mereka,
mereka sangat bersyukur sekali dengan adanya TK ini untuk membantu
mengembangkan afektif, kognitif, serta psikomotorik anak yang lebih
mengedepankan pendidikan islami pada akhlak untuk membentengi diri anak
terhadap pengaruh arus globalisasi yang semakin ekstrim.
B.
Saran
Di dalam suatu pendidikan, berhubungan dengan masyarakat itu
sangatlah penting karena maju tidaknya sebuah lembaga pendidikan dalam semua
jenjang tergantung bagaimana lembaga pendidikan tersebut mampu menjalin
kerjasama yang baik dengan masyarakat. Sehingga kita harus selalu menjalin
hubungan dengan masyarakat secara baik
[1]
Bukhari Umar, Ilmu
Pendidikan Islam. ( Jakarta: Amzah,2011), hal.152
[2]
Ibid.
[3] Paul Suparno, Teori
Perkembangan Kognitif Jean Piaget (
Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 126
[4] Ibid.., Ilmu
Pendidikan Islam., hal.155-157
[7] R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran.(Jakarta:Rineka
Cipta,2010), hal. 102
[8] Ibid.,Perencanaan
Pengajaran..,hal. 104
Tidak ada komentar:
Posting Komentar