Rabu, 19 Oktober 2016

pendidikan pakistan



A.   Pakistan
Pakistan muncul dalam peta dunia sebagai Negara merdeka pada agustus 1947, sebagai akibat dari pembagian wilayah kekuasaan Inggris atas India. pakistan barat dengan luas 310.403 mil dan Pakistan timur dengan luas 55.126 mil. Dua wilayah tersebut dipisahkan oleh lebih dari seribu mil teritorial India dan dipisahkan oleh laut sepanjang sekitar 3.000 mil. Bahasa nasional Pakistan sebelah barat adalah urdu, sementara untuk Pakistan timur adalah bahasa Bengali. Sejak awalnya, Pakistan merupakan Negara dengan dua kondisi ekonomi yang berlainan dan sebenarnya, Pakistan barat dan timur memiliki perbedaan di hamper semua bidang.[1]
Selama bertahun-tahun, disparitas ekonomi antara Pakistan barat dan timur kian nyata perbedaannya. Cepat atau lambat, perbedaan tersebut akhirnya mengarah pada konflik antardua wilayah. Ini terjadi pada tahun 1971, ketika pecah perang antardua wilayah Pakistan tersebut, lalu Pakistan timur menganggap dirinya bukan lagi bagian dari Pakistan. Pada tanggal 26 maret 1971, Zia Rahman menyiarkan proklamasi kemerdekaan Pakistan timur lalu diganti dengan Bangladesh, yang berarti Bengal merdeka (free Bengal). Pada tanggal 10 april 1971, pemerintah Bangladesh dibentuk secara resmi. Akibatnya, Negara Pakistan yang berdiri sejak tahun 1947 kini terpecah menjadi dua Negara, yaitu Pakistan dan Bangladesh.[2]
            Pada bulan November 1947 menteri pendidikan mengadakan konferensi dengan pemuka-pemuka pendidikan dan lembaga pemerintah yang bersangkutan dengan pendidikan untuk membicarakan reorganisasi pendidikan yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan rakyat. Salah satu kesimpulan utama adalah yang dihasilkan oleh komisi Ahli pendidikan rendaah dan menengah yang menentukan prinsip-prinsip penuntun ideologi pendidikan[3]:
1.      Education should be based on the Islamic conception of universal brotherhood of man, social democracy and social justice.
2.      It should be compulsary for students to learn the fundamental principles to their religion.
3.      There should be proper entegration of spiritual, social and vocational elements in education.
Sistem pendidikan Pakistan sampai sesudah perang adalah berasal dari zaman-zaman sebelumnya:
a.       Tahun 1855, parlemen inggris menentukan perhatian perhatian tertentu buat pendidikan india, yang seterusnya timbul adanya berbagai macam undang-undang pendidikan.
b.      Hunter Commission 1882-1884.
c.       Lord Curzens University Act.(1904)
d.      Government of India Resolution(1913).
e.       Calcuta University Commission Report (1919).
Hal-hal semua tersebut diatas mempengaruhi perkembangan pendidikan yang ada di Pakistan. Pakistan adalah Negara republik Islam, yang berusaha keras untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran yang bersumberkan pada Al-qur’an dan sunnah dalam kehidupan modern dalam berbagai aspeknya.  Termasuk didalamnya dalam soal pendidikan.[4]
System pendidikan yang dikembangkan harus dijiwai oleh semangat islam, yang menekankan pada Ukhuwah Islamiyah, keadilan semangat islam social dan toleransi. Pendidikan agama telah diwajibkan untuk semua pelajar muslim de semua tingkat system pendidikan. Tujuan kebijaksanaan pendidikan yang lain adalah menciptakan system pendidikan nasional yang terpadu yang menjembatani dua sistem/aliran yang telah berjalan lam, yaitu antara aliran tradisional/keagamaan, dan aliran modern/ilmiah. Pelajar yang memasuki lembaga pendidikan Islam tradisional (maktab, madrasah, darul ulum) akan deberi bantuan keuangan, sebagaimana diberikan juga kepada pelajar yang memasuki lembaga-lembaga pendidikan lainya.
  Tujuan  lain dari kebijaksanaan pendidikan nasional adalah untuk menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pendidikan campuran(co-education) untuk putra dan putri karena itu bertentangan dengan konsep islam tentang pendidikan.
Pada tahun 1981, dibangun kampus untuk kaum wanita di Lahore dan Karachi sebagai langkah pertama menuju pembangunan universitas-universitas yang berdiri sendiri untuk kaum wanita. Juga didirikan sebuah universitas islam yang baru, yang berusaha untuk menyatukan dua system pendidikan, yang sekuler, dan yang bersifat keagamaan, untuk mengajarkan pandangan Islam kepada mereka yang ikut serta dalam proses pendidikan dan untuk memungkinkan mereka membangun kembali pemikiran-pemikiran yang manusiawi dalam segala bentuknya di atas dasar Islam. Bahasa Urdu telah menggantikan bahasa Inggris seagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dan telah memperoleh tempat yang menonjol dalam kehidupan masyarakat sebagai bahasa nasional Pakistan.[5]
System pendidikan
Adapun struktur system pendidikan yang ada sekarang berdasarkan keputusan komisi pendidikan Nasional tahun 1959, adalah sebagai berikut: pendidikan dasar(primary Education),  mulai umur 6-11 tahun yang terdiri dari pendidikan tingkat 1 sampai dengan V. jadi pendidikan dasar berlangsung selama 5 tahun, dan ini merupakan kewajiban belajar tahap pertama. Sedangkan sekolah lanjut tingkat pertama (yunior secondary), terdari dari pendidikan tingkat VI sampai dengan tingkat VII, selama 3 tahun, dan ini merupakan kewajiban belajar tahap kedua. Pendidikan tingkat IX dan X, adalah sekolah menengah tingkat atas (secondary high school) yang berlangsung 2 tahun, tingkat ini ada 3 jenis sekolah, yaitu: yang bersifat umum(general) mempersiapkan untuk pendidikan perguruan tinggi. Sekolah kejuruan (vocational) dan sekolah teknik. Pendidikan tingkat XI dan seterusnya pada umumnya sudah memasuki tingkat perguruan tinggi. Untuk memasuki perguruan tinggi ini, umumnya harus melalui sekolah persiapan selama 2 tahun(higher secondary atau intermediate colleges) yaitu pendidikan tingkat XI dan XII, tetapi untuk perguruan tinggi kejuruan, tidak perlu melalui tingkat persiapan ini. Tingkat bachelor, pada umumnya dicapai setelah mencapai tingkat  pendidikan ke XIV atau ke XV; sedangkan tingkat master, setelah mencapai tingkat pendidikan ke XVI atau XVII, dan ph.D adalah tingkat pendidikan ke XVIII.[6]
1.      Paradigma Pendidikan Islam di Pakistan
Pendidikan dalam islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan
manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan khaliq-nya dan juga sebagai khalifatu fil ardh (pemelihara) pada alam semesta ini.
            Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus ( peserta didik) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat.
2.      Makna dan tujuan
Makna dan tujuan adalah al-attas, pemikir muslim kontemporer yang mendefinisikan arti pendidikan secara sistematis, menegaskan dan menjelaskan bahwa tujuan pendidikan menurur Islam bukanlah untuk menghasilkan warga Negara dan pekerja yang baik. Sebaliknya, tujuan tersebut adalah untuk menciptakan manusia yang baik. Hal ini dapat diuraikanya secara jelas dalam bukunya, Islam and secularism.
Tujuan mencari ilmu adalah untuk menanamkan kebaikan ataupun keadilan dalam diri manusia sebagai seorang manusia dan individu, bukan hanya sebagai seorang warga Negara ataupun anggota masyarakat. Yang perlu ditekankan (dalam pendidikan) adalah nilai manusia sebagai manusia sejati, sebagai warga kota, sebagai warga dalam kerajaannya yang micro, sebagai sesuatu yang bersifat spiritual,( dengan demikian yang demikian itu ) bukanlah nilai manusia sebagai entitas fisik yang diukur dalam konteks pragmatis dan utilitarian berdasarkan kegunaanya bagi Negara, masyarakat, dan dunia.
3.      Militansi dan madrasah di Pakistan
Madrasah pada Pakistan pada akhir-akhir ini menjadi topic perdebatan yang tidak ada habis-habisnya madrasah dianggap sebagai’’biang keladi’’ pertumpahan darah diantara sekte-sekte  yang ada di Pakistan. Anggapan ini bukanya tidak beralasan, sejak dua decade yang lalu tepatnya pada akhir 70an dan awal 80an ketika revolusi iran sampai sekarang pergolakan anti syiah semakin gencar digaungkan oleh kalangan madrasah sunni  deobandi dan ahli hadith dalam rangka membendung pengaruh syiah di Pakistan, dan tidak sedikit nyawa melayang dalam tiap-tiap perkelahian diantar dua sekte ini. Namun demikian, perkelahian antar madrasah ini tidak hanya terjadi antara sesame penganut faham sunni dan syiah saja, akan tetapi juga terjadi anatar sesama penganut paham sunni lainya, contohnya deobandi dan barelwi yang banyak berbeda dalam masalah fiqh yang tidak terlalu prinsipil.[7]  
Pendidikan agama islam di Pakistan terbagi kepada tiga kategori:
1.      Quranic School
Adalah sekolah dimana anak-anak belajar membaca al-qur’an. Tempat biasanya dimasjid-masjid atau mushala desa. Waktu belajar tidak teratur dengan jelas. Ada  yang pagi , siang dan sore. Ustadz yang mengajar berasal dari desa tersebut.
2.      Mosque primary School.
Sekolah dasar masjid, yaitu masjid yang dijadikan tempat belajar bagi anak-anak yang sudah beumur 7 tahun keatas, inisiatif ini resmi dilakukan oleh pemerintah Ziaul Haq pada tahun 80an untuk mengatasi minimnya tempat belajar dipedesaan disebagian tempat dipakistan, selain belajar al qur’an mereka juga diajarkan oleh imam masjid setempat mata pelajaran bahasa urdu dan matematika. Namun pendidikan ini sering terkendala disebabkan para imam jarang yang menguasai bahasa urdu dan matematika dengan baik , yang akhirnya kebanyakan sekolah gulung tikar. Sekarang jumlah primary School diseluruh Pakistan sekitar 25.000 buah sekolah.[8]
3.      Madrasah
Madrasah di Pakistan berbeda dengan pesantren  yang berada di Indonesia. Di Indonesia para santri tidak diwajibkan untuk menghafal al-qur’an seluruhnya, kecuali pesantren tersebut pesantren hifzul qur’an. Berbeda dengan di Pakistan, madrasah mewajibkan kepada murid-muridnya untuk munghafal al-qur’an 30 juz sebelum belajar materi-materi lain. Karena al-qur’an merupakan asas bagi pelajar yang ingin mendalamkan ilmu agama.
      Ada lima aliran pemikiran di madrasah Pakistan: deobandi, barelwi, ahli hadith, salafi dan syiah. Tiap-tiap aliran pemikiran ini mempunyai metode pembelajaran yang berbeda. Tapi, deobandi dan barelwi adalah dua pemikiran yang paling dominan di seluruh madrasah Pakistan.[9]
4.    Madrasah Pakistan dan jihad afganistan
Ketika zaman perperangan Afghanistan- uni soviet, madrasah bukan hanya saja tempat generasi muda belajar dan menimba ilmu dari kitab-kitab turath, akan tetapi madrasah juga melatih para santrinya untuk bagaimana santrinya menggunakan senjata dan training-training jihad. Madrasah-madrasah yang berorientasikan jihad tumbuh sebagai bagaikan cendawan dimusim hujan, khususnya di North West Frontier Province( NWFP) yang mempunyai perbatasan langsung dengan Aghanistan . Warisan dari konflik peperangan dingin Afghanistan ini menjadi bentuk madrasah-madrasah  yang berafiliasi dengan organisasi jihad yang digunakan oleh para aktivis militan dalam menentang pemerintahan dan menunutut untuk menerapkan syari’at Islam ala mereka.
5.      Reformasi madrasah



[1]
[2] Rahman 123
[3] Binti 55
[4] Binti 56
[5] Binti 58
[6] rahman 130
[7] Binti 68
[8]
[9] Binti 70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar